Minggu, 01 Maret 2020

Tentang Kebenaran



Tak bermanifestasi, tapi ia diperebutkan.
Tak mutlak, tapi ia dipaksakan.
Majemuk, tapi disiksa dengan keseragaman.
Jika dianalogikan, ia adalah jiwa yang bebas, tapi nyatanya ia dikotak-kotakkan.
Dulu, ia bahagia karena sering dilepaskan.
Kini, ia meringis karena sering diakui.
Bukan rasa, tapi hampir setiap insan selalu merasa.
Diragukan tak mengapa baginya, asal tidak menjadi alasan kontradiksi.
Aku ingin menyelamatkannya.
Tapi apakah ia akan senang?

Kurasa ia hanya ingin, kita yang sempurna ini, lebih bisa memaknainya daripada memperdebatkannya.

Jakarta, 1 Maret 2020
@rr_ftm

1 komentar: