Senin, 24 Februari 2014

Day #24 : The Person That Gave You Your Favorite Memory

Good afternoon everybodeeeeeh, guten Tag jedermaaaaann , met siang semuaaaa. Sebelumnya gue minta maaf karena baru publish day #24 gue di hari yang seharusnya jadi day #25, dikarenakan gue baru balik dari Surabaya menuju Malang dengan kereta, sendirian, kedinginan, dan sampe kos sebatang rokok jam 9 malem, dan gue kecapean. Ya bisa aja sih buka laptop, ngetik, dan publish tau keinget tadi malem, tapi begitu keinget laptop gue bucgchudh nya setengah mati, gue jadi males. Yaudah, gue putuskan untuk nulis ini siang ini dengan fasilitas kantor sambil ngumpet-ngumpet. (maapin mbak, mas. maapin mister) *abis gini clear histories*

Jadi sampe dimana tadi? Oh iya, day #24 ya? Nah......

Seseorang yang telah memberikan gue memori favorit gue semasa hidup gue adalah siapa? Wait, sebelum sampai disana, biarkan gue sejenak merenung beberapa memori favorit gue dari lahir sampe gue sekarang menjelang 14 tahun. 

Dan ternyata orang itu adalah.................................................................................................................


Saya sendiri.

Obviously.

Why?

Pertama, salah satu momen favorit gue adalah ketika gue wisuda S1 yang membuat gue memiliki title baru di belakang nama gue, yaitu Sarjana Teknik. Gue mendapatkan title itu dari usaha gue sendiri. Okelah, institusi yang memberikannya adalah ITS, tapi itu kan cuma medianya aja, aslinya ya gue sendiri yang ngasih ke diri gue. Iya, gue yang usaha selama 4 taun demi title itu, kalo gue ga usaha, ga akan gue dapet title itu di semester tepat terakhir gue.

Kedua, momen yang paling gue seneng adalah ketika gue juara 1 nari baik yang sekota apa se apapun itu. Siapa yang ngasih? Ya gue juga. Orang gue yang usaha, gue yang latian, dewan juri hanya menilai usaha gue aja untuk mengijinkan gue memberikan posisi itu ke diri gue sendiri apa ga. Ye ga ye ga? Ye kaaaan????

Ketiga, momen yang paling gue seneng adalah ketika gue juara nulis waktu SMA se Jabodetabek. Lagi-lagi itu karena gue sendiri, bukan karna oranglain. Juri kan cuman menentukan, gue sendiri yang memutuskan 'sejak awal' apakah gue berhak menang atau tidak. *masang setiker mice eaaaaa*

Jadi jelas, gue memfavoritkan diri gue sendiri sebagai pemberi momen-momen berharga gue. Gue bangga jadi Rara yang bisa menjadi yang seperti sekarang karena usaha gue :") *angkat-angkat piala ke pemirsa* *lambaikan sarung tangan* *nyeka aer mata*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar