Minggu, 29 September 2013

Kontradiksi

Sewaktu aku menangis, mungkin aku lupa bagiamana mengingat sulitnya hidup dijalanan.

Sewaktu aku mengeluh, mungkin aku lupa bahwa berjuang lebih masuk akal daripada sekedar mengeluh.

Sewaktu aku merasa kosong, mungkin aku lupa untuk bertasbih.

Sewaktu aku terlalu larut dalam syair lagu yang bersenandung ditelingaku, mungkin aku lupa kalau ayat suci jauh lebih bisa menenangkan.

Sewaktu aku ingin sekali terhadap sesuatu, mungkin aku lupa bahwa itu bukan yang aku butuhkan.

Sewaktu aku mencari seseorang untuk bicara, mungkin aku lupa bahwa Tuhan tanpa dicaripun akan ada untukku.

Sewaktu aku terlalu sedih, mungkin aku lupa bagaimana cara bersyukur.

Sewaktu aku bertanya 'kenapa', mungkin aku lupa untuk mengingat 'karena'.

Sewaktu aku terlalu bahagia atas dunia, mungkin aku lupa bahwa akhirat akan lebih lama.

Sewaktu aku lelah, mungkin aku lupa bahwa hasil itu akan manis.

Sewaktu aku terlalu sibuk, mungkin aku lupa bahwa semua itu hanya selingan.

Sewaktu aku bangga karena sesuatu, mungkin aku lupa bahwa itu bukan milikku.

Sewaktu aku ingat orang yang aku sayang, mungkin aku lupa bahwa mereka suatu saat harus pergi.

Sewaktu aku meminta, mungkin aku lupa kalau memberi itu sangat menyenangkan.

Sewaktu aku bersenandung, mungkin aku lupa ada kitab suci yang harus kunyanyikan.

Sewaktu aku kesepian, mungkin aku lupa betapa banyak orang-orang disekeliling yang menyayangiku.

Sewaktu aku marah, mungkin aku lupa berapa kali membuat orang lain marah.

Sewaktu aku hidup ini, jelas sekali aku sering lupa bahwa aku akan mati.

Sewaktu aku mengingat semua ini, aku sadar, banyak sekali hal-hal yang aku lupakan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar