Alhamdulillah..
Alhamdulillah..
Alhamdulillah..
Akhirnya masa sulit itu berlalu. Papa selesai operasi dengan baik, cepat
pulih, dan paling cepat pulih dibanding semua pasien pada umumnya. Ini berkat
kegigihan cinta mama ke papa yang sudah bertahun-tahun menjaga pola makan papa.
Subhanallah. Mungkin ingat potongan lirik Payphone oleh Maroon 5?
“If happy ever after did exist, I will still be holding you like this”
Itulah mama terhadap papa. Karena aku selalu ingat, di suatu pagi mama
pernah berkata pada saya sambil menangis, “kalau papa harus pergi, mama juga
harus pergi. Karena mama ga bisa hidup sendirian tanpa papa.”
:’)
Papa diijinkan buat jalan-jalan karena dianggap fit. Biarpun papa semakin
kurus dan kurus daripada dulu, saya tetap bersyukur, papa bisa melalui semua
ini dan pulih. Waktu itu kami ke Bukit Bendera, atau Penang Hills. Sekarang
saya tidak akan menceritakan bagaimana situasi disana. Saya hanya ingin
menceritakan pelajaran apa yang bisa saya dapatkan dan TIDAK saya dapatkan
disini.
Kami menyewa sebuah mobil kecil (semacam mobil buat dilapangan golf)
beserta sopirnya. Sopir kami berasal dari India. Sepanjang perjalanan saya
konsentrasi penuh atas apa yang dia bicarakan, maklum, logat melayu dan
kecepatan bicara khas orang India. Dia menjelaskan beberapa rumah yang menjadi
peninggalan sejarah (British) disana. Beberapa diantaranya sudah tidak
dipergunakan, beberapa diantaranya dibeli oleh keluarga yang super duper kaya. Dan
berasal dari China. Tdia bertanya kami datang darimana, dan kami menjawab dari
Jakarta, Indonesia. Dia langsung berkata “Ah! Indonesia. Banyak sekali orang
Indonesia yang datang kemari untuk berobat.” (lagi, jangan tanya saya mengapa
bisa begitu).
Saya punya firasat, bahwa dia juga tidak menyukai apa yang terjadi dengan
negara Indonesia dan Malaysia = tidak akur. Lalu dia berkata kepada kami.
“Kamu orang Indonesia. Saya orang India. Dan kita berada di Malaysia. Bagi
saya itu tidak penting. Kulit kamu coklat, saya merah, hitam, mereka putih,
kuning. Silakan kamu potong nadi saya. Apa warna darah saya? Pasti merah bukan?”
Ku jawab iya. Lalu ia melanjutkan “Dan apa warna darah kamu? Apa cokelat? Hijau?
Tentu merah kan? Lalu mengapa diluar sana begitu banyak orang yang mempermasalahkan
perbedaan? Bahwa kita memiliki satu warna, merah. Kita memiliki satu cinta.”
Saat itu, saya mengerti apa yang ia maksud. Manusia sekarang sulit berpikir
seperti anak-anak yang belum ternodai pikirannya. Cinta. Hal paling mendasar
adalah cinta. Tidak peduli apapun, jika kita memiliki rasa cinta, semua akan
baik-baik saja.
Saat itu saya bertanya, “mengapa disini bisa begitu damai? Kenapa tidak
banyak orang-orang seperti orang ini? Kenapa harus ada perang Israel dan Palestine?
Kenapa di Indonesia justru pembunuhan begitu brutal hanya karena fitnah yang
sepele. Kenapa?”
Tidak bisakah kita berpikir murni tentang cinta? Seperti seorang anak? Dan teteap
memupuknya sekalipun umur kita menua? Apa yang kita kejar selama ini? Berkelahi
dengan negara tetangga, bahkan dengan saudara sendiri. Selalu memikirkan
perbedaan. Tidak ingat dengan apa yang kita miliki bersama. Kita menuntut,
bukan berbagi. Kita meminta, bukan memberi.
Itulah mengapa saya mencintai traveling. Bukan untuk bersenang-senang saja,
namun lebih untuk memahami jalan pikiran banyak orang, mendapatkan pelajarn
baru tentang hikmah hidup yang telah lama hilang.
Terima kasih kepada Allah SWT yang memberikan kami (saya, mama dan papa)
kesempatan untuk mengenal Penang. Mengetahui slogan yang
tidak-pernah-saya-temui di Indonesia “God heals, We help”, bahwa semua kecerdasan,
kepintaran, pertolongan, semua berasal dari Tuhan. Kita hanyalah perantara. Dan
tanpa kebaikan dan cinta kita tidak akan tumbuh menjadi perantara yang baik.
Penang, pulau sejuta pelajaran. Pulau yang mengajarkan kesederhanaan dan
hakikat bahwa semua dari Tuhan, dan kita tak pantas bersombong. .
Sekian
saya terharu membacanya
BalasHapussebentar lg saya juga mau ke penang menemani ayah saya yg divonis harus bypass
setidaknya semangat saya bertambah krna tulisan ini
thanks :)
Astaga aku baru baca komen kamu hari ini. Hehe
HapusBagaimana ayah kamu? Semoga lancar ya dan kondisi beliau skr sudah baik ya.
Senang sekali bisa menularkan semangat ke orang lain melalui tulisan saya.
Salam kenal.