Selasa, 29 Oktober 2013

Filosofi Sepatu

Pemirsaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!

Berhuubung si pemilik akun lagi bosen bikin puisi dan sejenisnya, maka kali ini pemilik akun pingin bahas sedikit yang ringan-ringan. Apakah gerangan topiknya? Agak umum sih, cuman ini diambil dan diselipin dari filosofi barang kesukaan si pemilik akun, yakni......


SEPATU.


Ya, hampir setiap orang pasti punya sepatu barang sepasang sepatu. Hanya beberapa orang yang tidak seberuntung kita yang tidak memiliki sepatu.

Sama juga, pasangan juga begitu. Hampir tiap orang didunia punya, tapi ada beberapa yang tidak punya.

Bagi saya, sebagai orang yang suka banget sama sepatu, banyak banget kemiripan antara nyari sepatu sama nyari pasangan. Dalam blog ini saya pengen menjelaskan kesamaan itu versi saya.

1. Model
Banyak orang (termasuk saya) memilih sepatu pertama kali adalah dari modelnya. Ga beda kan sama pasangan? Ga memungkiri kalo pertama kali yang diliat adalah fisik. Tinggi, pendek, gemuk, langsing, seksi dan sebagainya.

2. Ukuran
Setelah liat model, pasti kita liat ukurannya. Ga mungkin kita maksa beli sepatu yang ukurannya lebih gede ato lebih kecil. Sepatu kan bukan baju yang bisa digede kecil dengan gampang. Apalagi sepatu hak tinggi. Sama juga sama pasangan. Ukuran disini bukan ukuran sepatunya. Tapi ukuran: apa dia sepemikiran sama kita, ngukur kecerdasannya. Mungkin yang kayak gini jarang, tapi ada orang yang gak mau punya pasangan cuman modal fashionable dan make up, tapi ga cerdas. Jadi mengukur kecocokan kita sama pasangan.

3. Nyaman
Ini dia yang paling penting. Nyari sepatu, sebagus apapun modelnya, se-pas apapun ukurannya, kalo pas dipake ternyata ga nyaman, terus buat apa? Sama persis kan kayak nyari pasangan? Seganteng apapun dia, semenarik apapun dia, sebagus apapun tampilan luar dia, cerdas kayak gimanapun dia, tapi ternyata dia ga bisa bikin kita nyaman, kita ga bisa jalan dengan 'normal' setiap kita lagi sama dia. Secantik apapun sepatu itu, tapi setiap kita make, kita butuh sesuatu untuk ngakalin diri biar ga lecet, atau dipake bikin pincang, demi diliat sama orang "wah" pas make sepatu itu. Iya kalo oranglain peduli, kadang juga ga peduli sama sepatu kita. Sama juga kalo kita bisa dapetin pasangan yang wah banget buat kita. Dibalik rasa seneng karena bisa dapetin dia, tapi ga nyaman sama dia, butuh 'yang lain' biar perasaan kita ga lecet, demi diliat sama orang "ini loh pacar aku" "ini loh suami/istri aku" "cantik/ganteng kan", dipamerin ke orang, tapi jangankan untuk 'lari' sama dia, buat 'jalan' aja sakit, bikin meringis. 

Tambahan dari teman saya: "Cantik sih, tapi duit abis terus buat dia" sama kayak beli sepatu mahal, ternyata ga bikin nyaman."

Terus buat apa?

Jadi keinget sebuah obrolan serius sama temen.... hmm, partner diskusi lebih tepatnya.

Saya pernah nanya sama dia begini, "Bahwa kita ini sebenarnya hanya perlu teman bicara terbaik, kan?"

dan dia bilang, "Iya, karena pada hakekatnya manusia itu sendirian"

Jadi, saya yakin benar, pasangan terbaik saya nanti adalah dia yang memberikan rasa nyaman pada saya tiap kali bicara. begitupun dia pada saya.

Selamat cari sepatu! Kalau belum ada pasangan, selamat mencari juga, dan kalau sudah punya, maka nyamankanlah pasanganmu :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar