Rabu, 06 Maret 2013

Tentang Dia

Dia yang kamu pilih, bahagia atau sedih, indah atau buruk, menyenangkan atau mengharukan, semua kamu yang memutuskan.
Dia yang tak tersentuh. Tak dapat juga orang lain menggapai. bahkan kamu sendiri tak bisa menyentuhnya (lagi). 
Dia yang bisa membuatmu menangis, menangis karena terharu, atau menangis karena luka.
Dia yang mampu membuatmu menjerit dalam diam, tertawa tanpa suara.
Dia satu-satunya milikmu seutuhnya, tanpa direnggut oleh orang lain, tanpa terjamah tangan lain. 
Kamu tidak bisa membinasakannya. 
Karena dia akan selalu ada. 
Seberapa kuat kau mencoba.

Dia memelukmu dalam sadar, dia bernyanyi ketika kau mimpi, bahkan dia pun dapat menikammu dalam lamunan.
Kamu tak punya pilihan lain. Kamu hidup didalamnya. 
Kamu hanya mampu beromong-kosong tentangnya.

Tapi, seberapa sering kamu berdoa untuknya, dia tidak akan 'ada'. Kamu berdoa untuknya, tanpa sekalipun dia berdoa untuk melupakanmu. 
Sebesar apapun kamu merindunya, dia tidak akan 'datang' dengan kondisi yang sama seperti pertama kali.

Dia

Yang tak pernah pergi, tapi tak pernah kembali.
Seperti yang kubilang tadi. Kamu tak dapat menggenggamnya, sebesar apapun rindumu padanya. 
Kamu hanya memiliki pilihan, yaitu mengalihkan, atau tenggelam.
Namun sekali lagi, pilihan jarang ada yang mudah untuk diputuskan. 

Kamu tak dapat melihatnya, tapi dia selalu memperhatikanmu. Menunggu saat-saat terbaik untuk kembali mengusik emosimu.
Seringkali kamu tersadar untuk beranjak, seringkali kamu mengatakan "tidak ada", atau "lupa". 
Tanpa kamu sadar atau tidak sadar, kamu selalu bersamanya. Kemanapun kamu pergi.

Dia, yang tak akan rela melepaskanmu. 
Bukan karena sayang, cinta, atau suka. 
Bukan pula karena kesetiaan.
Tapi karena itulah tugasnya.
Dia, yang akan mengikuti kemana, dengan siapa, kapan engkau akan pergi. 
Ini sebuah konsekuensi yang kamu terima ketika kamu memutuskan untuk memilih dia.



Dia yang bernama kenangan...