Jumat, 28 Februari 2014

Day #28 : Someone That Changed Your Life

The day is finally coming.........................................................

Dari 30 tantangan, tantangan hari ini yang udah gue khawatirkan dari awal. I know for real who changes me and my life whether direct or indirect.

Dia mantan gue. Namanya............................................................................................................Robbi.

Kami pacaran 4 tahun lebih. 

Asem manisnya pacaran pernah gue rasain sama dia. Dari yang nangis karena kangen, karena sedih, sampe karena kesel yang udah ke ubun-ubun. Iya, gue tiap marah jatuhnya nangis. Girl!

Gue bisa mengatakan kalau dia yang ngubah hidup gue, karena banyak hal yang sebelum gue kenal dia 'begini' dan sesudah kenal dia jadi 'begitu', baik yang kearah lebih baik dan kearah lebih buruk. Mari kita ulas satu-persatu hanya diiiiiiiiiii ciiiii luuuuk baaaaaaaa emmuaaaaaaah. sini.

Sebelum kenal dia, gue manja. Ya sampe sekarang gue tetep manja ke orangtua gue, tapi ga ke oranglain. Tapi sama Robbi, gue ditatar jadi orang yang lebih mandiri. Meskipun kadang kelewatan sih dia. Gue dipaksa ngelakuin apapun sendiri dan ga bergantung sama dia. Itu intinya. Tapi mungkin karena itu juga, akhirnya gue terbiasa apa-apa sendiri, tanpa dia, jadi akhirnya kami ga bareng lagi sekarang.

Selama sama dia, hidup gue berubah. Gue ngerasa nyaman. Dia ga pernah mempermasalahkan penampilan gue, ya kadang suka ngatain. Tapi cuma sebatas itu, dia ga pernah nyuruh gue berpenampilan seperti apa. Gue jadi diri sendiri. Urakan, dia ga masalah. Cakep, dia komen 'tumben kamu cantikan'. Selama gue pernah pacaran, dia yang bener-bener membuat gue bebas jadi diri sendiri. Hidup gue menyenangkan.

Karena pacaran lama, gue ngalamin sama yang namanya merhatiin pacar sakit, merhatiin pacar lagi kena deadline tugas. Karena pacaran lama, gue sempet ngalamin sama yang namanya terharu dijemput pas ujan-ujan, dia basah kuyup, terus.......................................................................................... marah-marah.

Karena pacaran lama, gue sempet ngalamin ketemu orangtua dia, kenalan, 'dititipin' jagain dia sama orangtuanya, dibelain adik-adik dia buat nyiksa dia yang suka nyiksa adik-adiknya. My life was so perfect at the moment....

Lalu kami pisah. Kebiasaan-kebiasaan yang udah sering gue lakukan selama sama dia kebawa sampe sekarang. Hal-hal kecil yang ga bisa gue sebut satu-satu. 

Kamis, 27 Februari 2014

Day #27 : The Friendliest Person You Knew Only One Day

Day #twentyseveeeeeeen. Cepet banget udah mau kelar aja ini tantangaaaan. *ga rela banget sungguh*

Gue pengen curhat nih, gue ngerasa hari ini tuh lama nya naujubilaaaaa banget. Kayaknya hari ini ada 48 jam. Nunggu jam 5 aja rasanya kayak duduk di mobil perjalanan Surabaya - Jakarta. Bukan, bukan karena gue nganggur, tapi karena kerjaan banyak dan gue bingung sama gimana supaya kerjaan ini bisa sempurna dimata orang kantor T______T.

Oke, apa hubungannya terus sama tantangan hari ini?

Yaaaaaa. ga ada sih,...................................................................................................................................

Gue mulai inulis tantangan hari ini jam 3 lewat 41 menit dengan lagi-lagi fasilitas kantor. Gue mumet banget nget nget. Gue pengen ketemu kasur banget rasanya. Pengen pulang ke kos, duduk depan tv, leha-leha sambil liatin anak kos yang masih pada SMA ngerjain PR. PR. Oh, how fast time flies.... Gue pengen deh SMA lagi (yang katanya ada kelas bahasa dan penjurusannya dari kelas X). Tapi gue gamau ngulang UN nya... *yeee, mau enaknya doang* *dilemparin buku sama anak kosan* *diketekin mbak kos*

Lanjut. Kembali ke jalan yang benar.

Tantangan ke 27 adalah tentang seseorang yang sangat ramah yang gue temui hanya satu hari.

Dia baru gue temuin kemarin. Namanya Mas Yudi. Dia adalah photographer kantor gue yang waktu mulai kerjanya sama kayak gue. Cuma dia 'terdaftar' nya untuk kantor cabang di jawa tengah, sedangkan gue disini. Iya, disini. Bukan di hati *alay kayak foto nabilah JKT48*

Kami ketemu di workshop yang kebetulan dia harus motret-motret disitu, dan gue bertugas sebagai penulis berita. Men, gue ngerasa gue sama dia kayak wartawan gini ya. Nah, pas udah beberapa menit dia masuk ke ruangan, dia keluar lagi dan nyapa gue lalu menanyakan gue

Mas Yudi (Y) : Kamu Rara yang anak intern itu ya?
Gue (R) : Iya mas, bener. Kok masnya tau deh?
Y : Iya, soalnya bapakmu menginternkan hatiku Iya, orang kantor ada yang cerita soalnya
R : (dalam hati: rara tenar. rara kayak dian sastro) Ooh, mas dari *** juga toh? Kok ga pernah keliatan tapi?
Y : Iya, saya baru juga. Sama kayak kamu. Cuma saya di *** cabang ********.

Lanjut.

Workshop mulai dan gue mulai nyimak bos gue ngomong apa, orang-orang seruangan ngomong apa, gue merhatiin muka-mukanya, ada yang mirip angry bird, ada yang nguap-nguap kek celengan semar, dan sebagainya. Gue konsen. Itu intinya.

Gue melakukan semua tugas dia dan si mas Yudi melakukan tugas dia: motret-motret. Setelah kelar, mas Yudi langsung ngediting foto nya via laptop. Gue ngeliatin. Pas dia lagi asik banget utak-atik fotonya, gue sontak "WIH!" dan doi kaget. Gue menunjukkan kenorakkan gue tanpa basi-basi banget (kampret), "Baru tau mas foto bisa diedit begitu ya?!" . Dan dia jawab dengan tenang sambil senyum "Loh, orang aja bisa jadi kurus kok pake program ini"

Level kenorakkan gue emang mentok deh. Cuman tau picsart sama camera360 doang.............................. *pok pok pundak Rara*

Lanjut.

Akhirnya gue dan dia banyak cerita kenapa kami bisa sampe nyasar di tempat ini. Dan dia menceritakan kebobrok-bobrokan dan ke-busuk-kan pemerintahan kita tercinta ini. Dia udah sering banget ngadepin yang jelek-jelek. Yang diundang ga dateng lah, atau telat lah, sampe digantiin sama bawahannya, bawahan dari bawahannya yang akhirnya datenglah, itupun cuman bentar terus pulang lah. No offense ya, udah sering banget si mas ini ngadepin 'kalo gada ongkos jalan, ya ga dateng. Itu udah budaya'.... Dan banyak cerita lagi yang bikin miris dengernya.

Mas Yudi ini friendly banget, ramah. Jadi seneng karena gue ada temen ngobrol disitu. Setelah workshop itu, gue balik kantor, dan dia balik juga ke tempatnya. Kami ga ketemu lagi deh. Cuma kemarin doang. 

Rabu, 26 Februari 2014

Day #26 : The Last Person You Made a Pinky Promise To

Lot of stories with the same person for today's challenge. But..... I-would-not-share-to-you-all. Yet, I will tell my last-literaly-pinky promise's partner.
IRK

We were making these silly pinky promises (yes, seriously with our pinkies!) in 2010.... 

Waktu itu gue lupa apa yang kami janjikan, tapi ada beberapa hal. Kami lakukan (oh my God, why should I remember these things!) di salah satu tempat makan dekat kampus. Waktu itu dia adalah orang yang sangat toleran, ga egois. At least, dia pernah seperti itu ya. Meskipun pada akhirnya dia seringkali egois ke gue.

Saat itu kami hampir selalu makan bareng, keluar malem, dan sebagainya. 

Udah ah gitu aja sih yang mau gue sampein. Gue ga pengen melanjutkannya.

Kantorku Cintaku

Sorry for this news. Gue tadinya ga pengen nulis blog apapun selain 30 tantangan nulis selama 30 hari. Tapi gue ga tahan untuk ga menuliskan ini di blog.

Gue ga tahan.

Hari ini hectic buat gue sebagai newbie. 

Jadi per tanggal 17 Februari 2014 kemaren gue internship di salah satu institusi pemerintahan Jerman (gue ga mau menuliskannya disini) yang menaungi kerjasama internasional untuk membantu negara miskin dan berkembang. Gue keterima untuk kerja di Malang selama 6 bulan ke depan (dan gue berharap bisa lanjut sebagai staff setelah gue S2, aamiin). Minggu pertama bisa gue katakan 'gut gemacht haben'. Everything was okay.

Hari ini gue bakal cerita perjalanan gue selama seminggu ini. Jadi pas gue masuk pertama kali gue belom menanda-tangani kontrak. Karena memang belom ada kontraknya. Kenapa?

Begini ya. Bukan mau sombong, tapi gue cuma mau negesin, ini badan usaha milik pemerintah Jerman. Tiap orang denger Jerman pasti yang terlintas pertama adalah canggihnya sama disiplinnya dong ya. Lalu apa yang nyebabin surat kontrak belom ada di gue padahal notabene mereka punya waktu 3 minggu sejak pertama gue dikabarin keterima disitu?

Tempat ini berkantor pusat di Jakarta dengan pimpinan pusat pasti lah orang Jerman. Surat itu sebenernya udah siap sejak lama, tinggal di tanda-tanganin pimpinan pusat untuk setelahnya dikirim ke gue untuk gue tanda tanganin. Tapi pimpinan tersebut belom tanda tangan karena suatu hal. Doi pernah lama tinggal di China dan percaya banget sama Feng Shui. Jadi dia cuma mau tanda tangan APAPUN ITU dan se URGENT APAPUN ITU di hari senin pagi. Senin. Pagi. Senin, tapi ga pagi, lo ga bakal bisa minta tanda tangan dia, apalagi hari non senin. Silakan temui dia next monday.

Jadi intinya, staff punya wkt 3 kali senin untuk tanda tangan kontrak gue. Senen pertama anggap gugur karena masih proses penyusunan surat (mungkin). Senen kedua ketiga, mungkin si bos lagi ga dikantor jadi gabisa tanda tangan. Ya intinya baru ditandanganin ketika gue udah mulai kerja.

Itu cerita pertama.

Minggu pertama gue ditugasin translet dokumen ke dalam bahasa Inggris karena salah seorang pimpinan cabang (pokoknya yang namanya pimpinan ditempat gue pasti orang Jerman ya) mau dateng dan mau baca dokumen tapi ga bisa bahasa Indo. Semua berjalan dengan baik. gue dikasih materi buat belajar dan ga ada masalah berarti.

Lingkungan kantor asik banget. Gue cepet akrab sama orang sekantor, ga ada masalah. Semua baik. Semua ramah. Satu nggatheli. Gapapa. 

Lanjut.

Masuk minggu kedua gue belom di briefing oleh supervisor gue. Jadi pada minggu pertama gue cuma dikasih tugas dengan 'perkiraan' job desc aja. Senin tanggal 24 Feb 2014 barulah gue di briefing sama supervisor gue. Gue masuk ke dalam team technic karena emang background gue teknik. 

Tugas inti gue adalah bikin pocket book dalam dua bahasa yang nantinya buku itu akan jadi alat untuk memperkenalkan tempat kerja gue ke khalayak luar. Oke.

Tugas inti kedua gue adalah cari donor international untuk funding program2 pemerintah di kota-kota Indonesia. Oke.

Tugas inti ketiga gue pun ga jauh beda sama dua tugas diatas. Oke.

Tapi hari ini?????????????????????????????????

Team leader gue yang masih muda ganteng pinter mata biru itu dateng untuk evaluasi dan segala macem. Dan dia meminta gue untuk ikut hadir pada seminar hari ini. Oke. Ga ada masalah. Pulangnya?????????

Orang kantor pada kejam banget sama gueeeeeee.

Gue diminta bikin report untuk news dan event yang harus dimasukkin ke web tempat gue kerja. Oke. Ini masih masuk akal BUAT GUE. belom juga ya kerjaan gue yang ini gue kerjain sampe kelar, tiba-tiba gue diminta untuk jadi notulen rapat hari ini. MEN, GUE AJA GATAU ADA RAPAT HARI INI MEN. DAN, GUE MAU RAPAT APAAN KALO GUE GATAU APA-APA? Yaudah, prinsip gue selama kerja: iyain aja, jangan pernah nolak. 

Rapat dimulai. Team Leader berterima kasih sama gue karena gue bersedia nyoba jadi notulen padahal gue baru banget disini. (gue tulis ya buat pencitraan aja. Gue seneng banget diterimakasihin sama bos gue yang bikin jantung gue fast and furious gini). Gue tau ini bakal susah karena gue gatau problematika kantor sejauh apa, dan...................dalam bahasa inggris. Gue ga akan boong, listening gue ga bagus-bagus amat. Apalagi writing. Belom lagi bahasannya berat. Hasilnya, gue cuma nangkep bagian awalnya aja. Bagian tengah ama akhir gue konsen ke team leader gue.. Bangsatnya, gue baru inget untuk nyalain recorder hape gue pas rapat uda jalan 30 menit. Syaitan. Gue kenapa oon banget sih disaat-saat begini? Mbok ya oon nya liat-liat gituloh.

Rapat kelar.

Gue lanjutin kerjaan gue bikin berita dan mulai nyalin hasil rapat tadi. BELOM JUGA SATUPUN KELAR, DATENG LAGI KEKAMPRETAN SATU. Salah seorang EH (pimpinan cabang kota lain) mau cari rumah buat dia dan istrinya dan orang yang bertanggungjawab untuk nemenin dia adalah office supporter dan office driver. Lalu muncul masalah: NANTI KALO BUTUH PENERJEMAH BAHASA INGGRIS, SIAPA YANG BISA? OS sama DRIVER KAN GA BISA. 

Terus dengan seenak jempol kaki mbahnya, sopir kantor bilang "Mbak Rara aja dong mbak suruh ikutan. Biar nemenin sambil nerjemahin" Iya Pak, cakep pak. Kerjaan gue sampeyan sing kerjakno ya Pak. Terus mbak-mbak yang diajak ngomong pun setuju kalo gue yang nemenin si mister dan isteri. Jan..... aku shock dan ngacakin rambut seperti biasa. Si EH pun ngeliat gue dan ketawa tawa, dia nanya apa yg kami perdebatkan. Lalu pas dijelasin, doi sumringah bilang "Ya ya ya, ofcourse you will join with me." Sambil liat ke gue. semua konspirasi. 

Akhirnya gue bilang, "Fine mbak Fine. Aku mau deh jadi guide si bapak ini asal aku ga bikin this shit notulensi ini ya mbak." Dia setuju. Gue udah seneng. Gue mending speaking timbang writing.

Eh gajadi.

Gue tetep terjebak dengan hasil rapat yang  gak gue pahamin ini.

Giliran gue nganggur, kerjaan hampir ga ada. Giliran gue udah ada kerjaan, semuanya pengen nyobain nyuruh-nyuruh gue. Tsakeups.

Dan ketika gue ngamuk, gue bilang ke semua staff "BESOK AKU MAU JADI TEAM LEADER AJA" dan ga sadar ada bos gue disitu yang ganteng dan udah sedikit paham sama bahasa Indo..................

Gue pulang hari ini dengan tangan pegel, hati mencelos, pundak sakit, hati patah (karena pak bos balik jkt).

Gue cinta kantor gue. Gue suka sama suasana kantor gue. Gue udah akrab sama semuanya kayak uda kenal lama. Asal ga sering-sering ya hari kayak hari ini.

:""")

Selasa, 25 Februari 2014

Day #25 : The Person That You Know That’s Going Thru the Worst

Gue sempet ga ngerti arti tantangan hari ini, terus gue nanya deh ke partner gue dan dia menjelaskan bahwa ini maksudnya tentang siapa yang selalu ada di kondisi terburuk gue.

Orangtua? Kayaknya itu pasti ya. Jadi gue ga akan menulis tentang mereka. Gue memilih untuk menceritakan tentang orang yang ga semua orang bisa langsung nebak. Dia adalah sahabat gue. 

Dia bernama Pinatih Tiansa Putranti.

Anaknya sarap, gila, urakan, alay, kampret, konyol, pokoknya yang jelek-jelek deh :|
Tapi dia baik banget, biar selengean, dia selalu ngasih gue nasihat yang waras setiap gue butuh. Hampir selalu ada di kondisi terburuk gue. Doi rela men jemput gue di stasiun dini hari, padahal dia cewek. Gue bener-bener makasih banget sama orang ini. 

Gue pernah ngetawain salah seorang temen gue yang curhat, dan temen gue itu bilang "Setauku Ra, orang curhat itu bukan untuk diketawain..." Dan gue merasa bersalah dan berjanji untuk ga gitu lagi. Nah, temen gue ini, kayaknya satu-satunya temen gue yang setiap gue curhat, separah apapun, ga pernah ngetawain gue. Dia orang yang paling tau kondisi. Gue lagi happy, gue lagi semrawut, gue lagi gimana juga dia paling tau lah harus ngapain. *cipok tanto*

Dia itu, apalagi ya. Cerdas sih. Orangnya nyantai bangetttttttttttttttttttttttttttttt, woles abeeeeeessssssssss, tapi kerjaan beres aja sih sama dia. Dia anaknya KEPO BANGET CYIN. PARAH. Pernah nih dia lagi kesel sama pacarnya, unfollow deh akun pacarnya dengan alesan "aku gamau emosi liat twitnya", eh diem-diem tetep aja ngekepoin. Terus dia suka bukain profil FB nya mentemen diaaaaa. Kalo dibilang kepo, dia gamau ngaku. Alesannya sebanyak hartanye Bakrie waktu belom banyak defisit.

Dia itu yang pernah gue mintain tolong jaga rumah beserta isinya (baca: nyokap gue) waktu gue harus pergi malem-malem ninggalin mamak gue. Gue kalo jalan sama dia GAK PERNAH GAK NEMU HAL YANG GAK NYELENEH!!!

Terakhir kali gue sama dia ketawa ngakak-ngakak parah itu sabtu lalu, tanggal 22 Feb 2014. Jadi ceritanya gue sama dia lagi di jalan, lagi di motor dia yang nyetir. Terus gue ngeliat orang di motor lain, disamping kami dengan jarak ga jauh-jauh amat, ibu-ibu yang digonceng pake helem kegedean. Pertama sih gue yang liat terus komen.

Gue (G) : Buls, liat deh ibu-ibu itu. Kek alien ya helemnya kegedean.
Bulski/Tanto/Tanti (B) : Mana?
G : Itu sebelah kanan (gue bisik-bisik). Mirip itu loh, Daft Punk.
B : HAHAHAHA. MIRIP KACANG IJO YA. HAHAHAHA
G : HAHAHAHAHAHAHAHA *GUE NGAKAK PARAH* KECAMBAH KALI BUKAN KACANG IJO HAHAHAHAHAHA

Abis itu kami ngakak kepingkel ngebayangin kacang ijo naik motor :"))))). Abis itu si ibu pake baju ijo, badannya kecil, make helm kegedean. Emang iya sih mirip kecambah, tapi temen gue ini nyebutnya kacang ijo. Bangkek gue ngakak bayangin kacang ijo di motor :"))))

Yaudah, singkatnya dia itu selalu ada pas gue sulit, apalagi pas gue hepi. I lop yu pul Bulski!

Senin, 24 Februari 2014

Day #24 : The Person That Gave You Your Favorite Memory

Good afternoon everybodeeeeeh, guten Tag jedermaaaaann , met siang semuaaaa. Sebelumnya gue minta maaf karena baru publish day #24 gue di hari yang seharusnya jadi day #25, dikarenakan gue baru balik dari Surabaya menuju Malang dengan kereta, sendirian, kedinginan, dan sampe kos sebatang rokok jam 9 malem, dan gue kecapean. Ya bisa aja sih buka laptop, ngetik, dan publish tau keinget tadi malem, tapi begitu keinget laptop gue bucgchudh nya setengah mati, gue jadi males. Yaudah, gue putuskan untuk nulis ini siang ini dengan fasilitas kantor sambil ngumpet-ngumpet. (maapin mbak, mas. maapin mister) *abis gini clear histories*

Jadi sampe dimana tadi? Oh iya, day #24 ya? Nah......

Seseorang yang telah memberikan gue memori favorit gue semasa hidup gue adalah siapa? Wait, sebelum sampai disana, biarkan gue sejenak merenung beberapa memori favorit gue dari lahir sampe gue sekarang menjelang 14 tahun. 

Dan ternyata orang itu adalah.................................................................................................................


Saya sendiri.

Obviously.

Why?

Pertama, salah satu momen favorit gue adalah ketika gue wisuda S1 yang membuat gue memiliki title baru di belakang nama gue, yaitu Sarjana Teknik. Gue mendapatkan title itu dari usaha gue sendiri. Okelah, institusi yang memberikannya adalah ITS, tapi itu kan cuma medianya aja, aslinya ya gue sendiri yang ngasih ke diri gue. Iya, gue yang usaha selama 4 taun demi title itu, kalo gue ga usaha, ga akan gue dapet title itu di semester tepat terakhir gue.

Kedua, momen yang paling gue seneng adalah ketika gue juara 1 nari baik yang sekota apa se apapun itu. Siapa yang ngasih? Ya gue juga. Orang gue yang usaha, gue yang latian, dewan juri hanya menilai usaha gue aja untuk mengijinkan gue memberikan posisi itu ke diri gue sendiri apa ga. Ye ga ye ga? Ye kaaaan????

Ketiga, momen yang paling gue seneng adalah ketika gue juara nulis waktu SMA se Jabodetabek. Lagi-lagi itu karena gue sendiri, bukan karna oranglain. Juri kan cuman menentukan, gue sendiri yang memutuskan 'sejak awal' apakah gue berhak menang atau tidak. *masang setiker mice eaaaaa*

Jadi jelas, gue memfavoritkan diri gue sendiri sebagai pemberi momen-momen berharga gue. Gue bangga jadi Rara yang bisa menjadi yang seperti sekarang karena usaha gue :") *angkat-angkat piala ke pemirsa* *lambaikan sarung tangan* *nyeka aer mata*

Sabtu, 22 Februari 2014

Day #23 : The Last Person You Kiss

Hari ke 23, tantangan tinggal seminggu lagi. Sedih juga karena bakal kehilangan rutinitas satu tiap malem ginih.

Oke, the last person I kiss. It's obviously my parents, but...... mother or father?

Jelas banget diingatan gue kalo orang yang terakhir gue cium itu entah nyokap gue atau bokap gue. Kejadianhya itu hari minggu lalu, tanggal 16 Februari 2014. Pagi-pagi banget pas gue mau berangkat migrasi ke Malang. Ortu gue ga nganter gue karena nyokap gue baru kelar operasi, masib lemes, dan bokap gue nemenin nyokap gue. Meskipun pada akhirnya yang nemenin gue adalah temen gue, tapi dia ga nyium gue kok, gue juga ga nyium, ga pengen :|

Oh yaaaa, setelah gue ingert-inget kayaknya yang bener2 terakhir gue cium itu ya bokap gue, soalnya kayanya gue selalu pamitan pertama ke nyokap dulu, baru ke bokap gue.

nyium bokap gue sih biasa, yang ga bisa itu kalo dicium balik. bukan apa-apa, kumis ama jenggotnya itu lohhh kayak kaktus!!!! Udah gue bilang kalo nyuci jenggot janga  cuma pake shampo (shamponya merk pantene ya btw jenggot bapak gue) tapi pake conditioner jugak, katanya ga punya. Udah gue kasih punya gue padahal. Awalnya make, nurut, dan bener, hasilnya terbukti bermanfaat, nyokap ghe mengakui jenggot bapak gue lebih lembut. Eh besok2nya lupa make lagi. Haztagaaaahhhhhhh..........

Day #22 : Someone You Want to Give a 2nd Chance

Hari ini gue mau menulis tentang seseorang yang SEANDAINYA gue bisa dan gue berhak, akan gue kasih kesempatan kedua untuk dia melakukan hal yang lebih baik dan baik lagi.

Dia seorang perempuan, bukan cewek, bukan wanita. Ya, menurut gue terdapat perbedaan arti dari ketiga kata itu. Cewek itu yang masih banyak mikirin urusan tampilan luar tapi ga inget urusan dalem kayak hati sama otak. Wanita itu yang udah mateng banget, yang penyayang banget, keibuan, penyabar, dan segala yang wanita banget. Kalo perempuan, berarti dia lebih ke arah independent, bisa dan BIASA melakukan hal-hal sepele tapi cewe-cewe males ngelakuinnya, dan wanita ga bisa melakukannya.

Dia adalah Ibu kehormatan bangsa Indonesia, Ibu yang patut dan layak dijadikan teladan sama pemudi-pemudi Indonesia. Dia adalah Ibu Tri Rismaharini.

Walikota kebanggaan Kota Surabaya. Ibu yang dipilih oleh 'anak' nya se Surabaya.

Siapapun yang udah nonton acara Mata Najwa, pasti tau kalo beliau sempat mengatakan mau mengundurkan diri jadi walikota...

Beliau sampai bilang demikian bukan karena terlibat korupsi, bukan karena nimbun kekayaan, bukan karena kesangkut kasus video porno, bukan karena kebanyakan diam, bukan karena kebanyakan ngeluh, bukan karena TIDAK DIDUKUNG RAKYATNYA, tapi karena beliau sebagai walikota, sudah terlalu mendapat banyak tekanan dan tusukan yang ga suka Surabaya jadi lebih baik karena beliau. 

Kalo gue berhak untuk dan gue bisa, gue akan datengin beliau untuk 'ngasih kesempatan kedua' ke ibu insinyur Arsitektur ITS ini dan gue akan nebasin satu-satu preman-preman negara yang udah terlalu lama bercokol di badan pemerintah. Ngerusak akar, ngerusak bibit-bibit unggul negeri Indonesia. Gue akan kasih kesempatan kedua untuk beliau agar beliau bisa ngejalanin semua program yang udah beliau rencanakan tanpa perlu kuatir ada interfensi dari pihak-pihak yang ga penting. Pokoknya maju terus bu, terlepas "bu Risma sebagai presiden" atau "bu Risma tetap jadi walikota Surabaya", pokoknya JANGAN MAU KALAH SAMA PREMAN NEGARA!!! Urusan aneh-aneh saya yang ngadepin! *hazeg* *abis gini ketakutan* 

SEDIH BANGET RASANYA DAN MIRIS BANGET KALO SETIAP ORANG BAIK DI NEGARA INI HARUS KALAH DENGAN PREMAN PERUSAK BANGSA.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Ya intinya, selalu ada kesempatan kedua ketiga keempat dan kesekian untuk orang-orang seperti bu Risma. Berkat beliau Surabaya sekarang makin asri, makin bersih, makin teratur. Kalau memang Bu Risma ga kompeten, ga akan bu Risma kepilih sebagai calon penerima penghargaan sebagai walikota terbaik di dunia. Dan yang lebih berharga dari penghargaan itu, saya yakin Bu Risma tau, kalau beliau enggak bekerja dan ga kompeten, ga akan Bu Risma segitu dicintainya sama warga Surabaya :") *mau nangis nulis bagian ini*

Dedicated to our beloved Mayor of Surabaya... Save our Bu Risma... We love you :")

#SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA #SAVERISMA

Kamis, 20 Februari 2014

Day #21 : Someone you judged by their 1st impression

Bicara tentang siapa yang gue nilai dari first impressionnya, sebenernya ini adalah hal yang selalu gue lakukan. 

Selalu.

Tapi gue akan menceritakan tentang orang gue nilai dari kesan pertama dan ternyata salah. Jarang-jarang penilaian gue salah...

Dia seorang cewe cantik. Cantik abeeeeiiizzzzzz. Serius. Pertama kali gue ketemu dia, gue senyumin, dan dia bales. Kesan pertama ni cewe asli cakep banget. Akhirnya gue kenalan sama dia. Kami temenan tapi ga deket. Kesan yang gue dapet pertama kali sejak temenan sama dia, dia baik. Nyenengin. 

Terus kami tiap hari ketemu, gue tau cerita tentang kehidupan rumah dia dan sebagainya, gue simpatik sama dia. Sampe gue tau bahwa dia sedang mengalami kesulitan ekonomi, gue makin simpatik sama dia. Sampe situ gue masih menilai dia sangat baik. Dia suka minjem sepeda gue dulu, ya gue sih pake-pake aja asal pas gue lagi ga make.

Sampe suatu hari dan banyak hari terjadi yang gue sebelin.

Dia ngehina (gue ngerasa bgt kayak gitu) gue dan ngeremehin gue tepat didepan gue. Ga cuma itu, dia marah-marahin gue pake kata-kata yang engga di filter jadi rada baik dikit, didepan gue. Tentang hal apa? Tentang urusan pribadi gue dan keluarga gue. Sumpah waktu itu rasanya gue benci bangettttttttttttttttttttttt sama dia. First impression yg selama ini gue tanam tentang dia buyar semua. Kemudian dia ngungkit masalah trauma gue, kecelakaan yang pernah gue alamin berkaitan dengan bokap gue.Fix, ternyata orang ini penganut kacang lupa kulitnya.

Buyar udah penilaian gue pertama kali tentang dia. 

Rabu, 19 Februari 2014

Day #20 : The One That Broke Your Hearts the Hardest

Ga nyangka nih udah hari ke 20. Rasanya selama gue main tantangan ini waktu jadi cepet banget berjalannya. *padahal mah ga ada tantangan juga cepet sih* *basabasi aja*

Oke, tantangan hari ini adalah, seseorang yang mematahkan lalu membanting kemudian meremukkan terus ga lupa meng oseng-osengkan hati gue di aspal panas. *brb beli tisu ke alfamar* *lebih mahal* *belok ke indomar* *sama mahalnya* *pulang* *gataunya dikamar ada tisu* *lap keringet kecapean pulang dari alfamar sama indomar*

Gue ngecek tantangan hari ini tadi pagi waktu gue dateng (SELALU) kepagian ke kantor. Jadi gue punya waktu lowong selama setengah jam buat baca blognya si Sarah dan ngecek tantangan hari ini. Pas gue baca, komen gue satu: bhangkek.

Sama sekali ga susah sih tantangan orang hari ini, karena begitu gue baca begitu gue langsing *tring* inget namanya. Wujudnya. Kenangannya. Yang bangke itu adalah, YA KENAPA SIH HARUS GUE CERITAIN KAAAAN? *ngebalik meja* *berantangan* *pusing beresinnya lagi*

Hari ini gue akan banyak sekali menulis. Banget.

Oke, dia adalah bisa dibilang cinta pertama gue. Gue akuin sebelum dia, gue pernah naksir yang lain. Tapi rasanya gue baru kenal sama yang namanya jatuh cinta itu ya sama orang ini. Dia temen SMA gue. Kami ketemu waktu kami berada di kelas X yang sama. Oke, siapapun temen SMA gue pasti tau siapa yang gue maksud. Saat itu gue duduk dibaris no.3 dari pintu dan di deretan no.3 dari depan, sedangkan dia dibaris kedua dari pintu dan duduk paling depan. Ketika gue liat papan tulis, disudut mata gue keliatan ujung kepala dia yang bulat sempurna. *gaenak ya bacanya*. Dia....................................botak. Ga pelontos, tapi botak. Dia pecinta basket, suka olahraga, dia tinggi, dia pake kacamata, dia baik, dia...............................ganteng (versi gue). Dia satu-satunya laki botak yang gue taksir selama gue hidup.

Gue lupa sejak kapan gue menyimpan perasaan ke dia. Kayaknya perasaan itu muncul gitu aja, karena dia itu baik banget, sopan, shalat ga pernah ninggal, rajin, ga kayak anak-anak laki yang setipe dia pada umumnya. I was in love with him for God's sake. Gue suka semua yang ada di diri dia. Dia pria paling sopan yang pernah gue kenal, dan dia ga pernah nonton bokep (ini gue tau dari temennya) dengan alasan dia kebayang wajah ibunya tiap kali kepikir buat ikutan temennya kayak gitu :"). 

Pucuk dicinta pemetik teh pucuk pun tiba (dan si ulat pun ga kebagian). Gayung bersambut (dan gue pun bisa mandi). Pokoknya, intinya perasaan gue berbalas. Senengnya bukan main main bukan. Dia nembak gue pada tanggal 4 Maret 2006 di depan kelas dengan segenggam mawar ditangannya pada jam istirahat pertama. That is one of the best day in my life.. Itu pertama kali gue ngerasain perasaan yang namanya cinta. Oiya, pada saat itu sebenernya kami sama-sama belom boleh pacaran, jadi waktu dia bawa bunga dari rumahnya, nyokapnya nanyain buat apa, dia jawab itu buat praktikum biologi :")

Dan rasa sayang gue beralih menjadi ketakutan kehilangan dia. Itu salahnya gue. Gue sangat cemburu sama salah seorang cewe dan gue sebel banget setiap kali mereka ngomong bareng. Meskipun emang ga ada apa-apa pada saat itu dan memang ga pernah ada apa-apa. Gue mencurahkan semua perhatian gue ke dia, gue marah sama dia karena masih juga akrab sama orang itu. Kami akhirnya diem-dieman. 

Hati gue ancur banget pada waktu diem-dieman itu. Mana gue sekelas kan sama dia, tiap hari ketemu dia, papasan sama dia, lewatin tempat duduk dia, dia pacar gue, tapi kami ga tegur sapa. Sakit banget rasanya. Ini berlangsung beberapa waktu.

Sampe pada akhirnya gue kembali ngomong, semua udah berubah. Rasanya aneh. Udah ga sama lagi kayak dulu. Bukan, bukan perasaan gue yang berubah. Perasaan itu masih sama kayak pertama kali gue jatuh hati sama dia. Tapi kami ga se 'asli' yang dulu. Akhirnya gue buka omongan, apa dia mau putus, dan dia bilang...............................................................iya.

Tanggal 6 Juni 2006. Atau 06.06.06

Itu terjadi di tangga sekolah lantai 3 waktu pulang sekolah. Gue mengiyakan dia, karena apa untungnya gue menolak kalau dia udah ga mau. Detik itu, dia melanjutkan langkahnya menuruni tangga buat pulang, gue muter balik langkah gue kembali ke kelas. Gue nangis dipundak temen gue waktu itu, namanya Nuh. Abis lah gue nangis hari itu. Gue kehilangan orang yang paling gue sayang.

Move on? It takes almost 3 years.

Naik kelas udah, gue IA, dia Sos. Gue gakan sekelas lagi sama dia. Sampe akhirnya gue tau bahwa dia udah naksir oranglain, dan itu temen gue satu ekskul. Sekali lagi, dia mematahkan hati gue. Itu udah setaun sejak putus, tapi rasanya masih sama sakitnya. Gue berusaha ikhlas, berusaha lupa, tapi percuma. Akhirnya gue memilih untuk membahagiakan dia dengan cara lain: mendengar keluh kesah perempuan yang dia sayang saat itu..... tau ga rasanya denger cerita temen lo tentang pacarnya yang pacarnya adalah mantan lo yang paling lo sayang? Iya, gitu..... Gue YKS aja sih, yuk keep smile. Cerita tentang perempuan itu sama: dia baik banget, tapi cuek. Dia belum berubah. Iya, dia memang baik.

Gue mulai membiasakan diri liat pemandangan dia nganter pacarnya pulang. Membiasakan temen-temen gue ngeledekin gue lewat pemandangan itu dan gue ketawa-ketawa sambil bilang "yaelah udah lewat kali. Udah gada perasaan apa-apa gue". Tapi gue ga bisa nipu diri, setiap dia lewatin kelas gue, gue akan menyempatkan diri ngeliat dia dan nyapa dia dalam hati. mellow banget ya? But it is true! Gue ga akan menutupi apa-apa di tulisan gue sendiri. Tulisan gue adalah kejujuran gue.

Akhirnya gue punya pacar. Gue jalanin sama dia sekitar 7 bulan. Tapi ternyata, didalem hati gue masih ada satu nama yang belom ke apus meskipun uda hampir 2 taun putus. Sampe gue ga enak buat nutupin dan boongin diri gue sendiri, gue jujur ke pacar gue saat itu soal perasaan gue. Padahal saat itu gue udah di Surabaya, udah mulai kuliah. 

Sampe pada tahun 2011 kami ketemu lagi lewat socmed. Gatau kenapa, dia ramah banget sama gue waktu itu. Bahkan dia sempet bilang mau kerumah gue waktu gue lagi liburan kuliah dan kerja praktek di Jakarta. Dan sisa perasaan itu emang belom nguap 100%. Gue seneng, banget. Sempet kepikir, "kenapa ga daridulu kamu kayak gini?" 

Karena gue takut perasaan itu dateng lagi, jadi gue menghindar. Gue udah punya pacar yang gue sayang, udah 2 taun juga. Gue gamau ngerusak itu. 

Gue yang dulu sama dia adalah gue yang nuangin perhatian gue sebisa mungkin. Tapi setelah apa yang gue alamin sama dia, gue memilih untuk cuek aja. Gue takut mengalami hal yang sama sekali lagi. 

Dia yang ulangtaunnya gue inget setiap tahun. Tapi gue memilih untuk ga ngucapin lagi, karena gue ngerasa, tiap kali gue ada interaksi sama dia, kenangan yang lalu selalu muncul lagi. Btw, 3 hari yang lalu adalah ulangtaun dia. Selamat ulang tahun.

Kalo lo duduk disamping gue selama gue ngetik tantangan hari ini, lo bisa ngeliat kadang gue senyum, kadang gue ketawa, kadang gue nyaris nangis saking meresapi curhatan colongan gue hari ini.

Buat kamu, oknum yang aku tulis hari ini, seandainya ga sengaja kamu nemuin blog ini dan baca tulisan aku, selamat ya. Hari ini kamu tau gimana hebatnya kamu matahin hati aku waktu itu. Hehe. 

Selasa, 18 Februari 2014

Day #19 : Someone That Pesters Your Mind Good / Bad

Bicara tentang orang yang mengganggu pikiran gue, siapa ya? Gue rasanya ga punya utang sih sama orang, ato tukang rentengan panci, ato pernah bikin babak belur orang sampe keluarganya dendem sama gue. Paling banter juga matahin hati orang~ *buaelah* *ditoyor jokowi*.

Tapi kalo dipikir-pikir, ada aja sih yang ganggu pikiran gue. Ga ganggu juga sih, lebih ke menginspirasi gue lebih tepatnya. Kayanya kalian bakal bosen kalo baca jawaban gw atas tantangan gue hari ini. Hmmmm :| mungkin abis gini gaya tulisan gue rada serius ya, nggak rusuh...

Oke, dia yang mengganggu pikiran gue. Dia adalah yang suaranya gue cari ketika gue suntuk. Yang waktu gue bete, suka gue baca tulisannya. Yang waktu gue sedih, gue buka fotonya. Yang waktu gue ngerasa payah banget, gue inget perjalanan hidupnya.

Dia adalah orang yang paling pinter yang gue tau. Dia adalah orang yang sangat menginspirasi hidup gue. Yang bikin gue ga berhenti berjuang meraih cita-cita. Yang selalu mengingatkan gue bahwa pendidikan itu penting dan betapa kasihannya kita kalo kita udah ga merasa 'lapar' akan hal itu.

Ini adalah beberapa contoh ketika dia masuk ke pikiran gue. Waktu itu gue ngerasa capek banget sama yang namanya nunggu pengumuman sekolah. Ngerasa dititik terendah hidup gue banget saat itu. Gampang banget nangis, pengen nyerah, pengen kerja. Lalu gue buka twitter dia. Gue baca twit-twitnya dari yang udah lama banget sampe yang paling baru. Gue mikir. Terus gue buka blognya. Gue baca tulisan-tulisan dia, gue penikmat semua kata-kata dia. Lalu setelah gue baca tulisan dia, gue berpikir kalo sampe gue nyerah gitu aja, gue hina. Gagal itu bukan sesuatu yang harus bikin kita malu. Tapi nyerah, itu yang bikin malu. Dia nyoba tes masuk universitas untuk S2 di major fisika ga gampang kok, beberapa kali gagal, tapi dia ga nyerah. Maka gue ga jadi nyerah.

Dia adalah sosok yang sangat gue kagumi. Gue manusia biasa yang pernah sedih gara-gara masalah...................................... hati. Kembali gue buka twit dia. Gue re-read omongan-omongan dia, gue liat foto dia. Yang gue dapet? Rasa malu. Sedih itu wajar, tapi kayaknya gausah sampe berlarut-larut karena ada urusan yang lebih penting buat dipikirin, yaitu masa depan dunia. Gimana Indonesia mau maju kalo pemudi pemuda nya keseringan mellow. Dan gue kembali semangat.

Sekarang gue kembali jadi anak kos. Gue berasa sendirian. Gue belom adaptasi di kota baru yang ga gue kenal ini, ga ada keluarga, dan gue ngantor yang team nya cuma ada kurang dari 10 orang dan beda umurnya cukup jauh. Artinya, gue akan lebih banyak ngabisin waktu sendirian disini. Waktu gue ngeluh, gue liat foto yang gue pajang di dinding kamar kosan, dan gue kembali semangat. Semangat karena ini baru permulaan. Gue keluar dari zona nyaman gue yang masih 'lumayan'. Ini masih di Indonesia, gimana tar kalo gue tinggal sendirian diluar negri? Gada satupun yang bisa gue andalkan selain tangan, kaki dan otak gue sendiri. Semua berkat orang itu.

Thanks Rizki Syarif.... you pester my mind in a very good way.. Always inspiring people, Riz. 

Senin, 17 Februari 2014

Day #18 : Someone That You Wish You Could Be

Parah, tantangan hari ini bikin ga bersyukur amat :|

Someone that I wish I could be means someone that gue sirik-in sejadinya....

Sebelum gue memutuskan gue pengen banget jadi siapa, mari gue jelaskan hal-hal apa yang pengen gue bisain. Bisain. Bahasanya ga enak amat ya. Ya yang penting lu ngerti kan. Ini dia yang gue pengen berdasarkan ranking:

Cerdas
Setiap orang pengen pinter, dan pinter itu bisa diusahakan dengan kerja keras. Tapi cerdas beda sama pinter. Cerdas itu bawaan lahir. Gua pengen banget bisa cerdas. Karena cerdas tuh seksi banget menurut gue. Rasanya kalo orang cerdas, dia penampilannya awur-awuran aja kekerenannya bisa nambah 1421%.

Pinter gambar
Gue suka gambar, tapi gue ga pinter gambar. Gambar gue biasanya cuma gitu-gitu aja. Buat gue kalo pinter gambar tuh asik. Bisa curhat lewat gambar dan oranglain liat tapi mereka ga paham apa yang lagi di curhatin, bebas nuangin imajinasi. Waktu luang bisa diisi sama gambar, kayaknya seru banget.

Bisa nyanyi
Apaan sih gua banyak maunya! *dijambak tetangga sekomplek* Gue pengen banget bisa nyanyi asli dah! Biar kalo karokean ga jadi bahan omongan orang-orang dari ruangan sebelah, biar soundcloud gua banyak followers nya, biar gua bisa duet sama kembaran gue si Maudy Ayunda ato sama Raisa, biar gua bisa cinlok sama penyanyi ato musisi lainnya. *ngebayangin* *mupeng* *istighfar*

JADI PACARNYA RIZKI SYARIF a.k.a RIZKI ex. ALEXA BAND
Gue pengen banget dipasangkan sama Tuhan Yang Maha Esa sama ciptaanNya yang satu ini, Rizki Syarif. Parah. Ini kemauan gue yang paling parah. Gue gatau lagi deh laki-laki mana yang bisa nyaingin kesempurnaan si Rizki dimata gue, even Adam Levine sekalipun, atau siapa? Orlando Bloom? Iya, terserah. Rizki itu pinter banget, charming banget. Dia itu skeptis banget orangnya tapi karena dia cerdas, apapun boleh deh dia lakukan. Gapapahhh demi kamu Riz.... Gantengnya sih biasa aja, tapi doi musisi :"""". Rumus gue gini: musisi + scientist = gue mimisan. 

Jadi udah ketebak dong yah siapa yang gue sirikin banget dalam hidup ini?
Iya, dia Sinna Sherina Munaf.

Minggu, 16 Februari 2014

Day #17 : Someone From Your Childhood

Hari ke-17. Tantangan hari ini akan ngebawa gue ke masa-masa era 90 gue.

Seharian sih gue mikir satu nama yang bakal gue tulis, udah gonta-ganti berkali-kali juga. Tapi begitu detik dimana gue duduk di depan laptop, justru muncul satu nama baru yang ga kepikir sebelumnya dan akhirnya jadi pilihan gue hari ini.

Nama-nama yang mau gue tulis pada awalnya semua seumuran sama gue, bahkan satu diantaranya udah meninggal. Tapi gue ga apal banget sama 'wujud'nya, dan entah kenapa gue tiba-tiba inget sama sosok orang ini terus gue mau nulis tentang dia. Dia bernama Atit. Gue memanggilnya mbak Atit. Beda umurnya sama gue, gue ga apal banget, tapi mungkin sekitar 8-9 taun, karena waktu gue SD mbak Atit udah kuliah. Mbak Atit itu senior gue di tempat les nari pada waktu itu.

Dia salah satu murid tari bali sanggar Gelanggang Remaja Bulungan JakSel, sama kayak gue. Pertama kali gue liat mbak Atit, kesan pertama: jutek. Perawakannya mirip sama artis Cindy Fatikasari yang istrinya si Teuku Firmansyah itu, kurus, kecil, item manis. Tapi meskipun jutek, gue tuh kayak menaruh harapan ((halllaaaah)) untuk bisa berkawan sama ini orang. Karena, apa ya, dia itu narinya.................................................................................................... cool. Ya ga perlu dijelasin lagi ya, kalian juga udah ngerti betapa gue kagum sama penari yang profesional apapun tariannya. TARIAN YA, BUKAN GOYANG, APALAGI JOGET. 

She is such an amazing dancer.

Gue dulu agak minder karena gue kurus banget (ya sampe sekarang sih kurusnya), dan gue ngerasa tiap gue nariin tarian cowok, gue kayak kurang garang gitu. Nah gue ngeliat sosok mbak Atit nih. Mbak Atit tuh kurus, kecil, tapi nariin tarian cowok, tetep aja wow. Iya, gue harus banget bilang wow. Gamau tau. Powernya keluar banget meskipun badannya kecil, matanya galak, teges, kalo dalam acting ada ungkapan 'mata berbicara', dalam tari Bali, alisnya mbak Atit pun bicara, ngasih isyarat waktu nari. Gue kagum. Dan akhirnya gue jadi semangat, karena meskipun gue kurus, gue tetep bisa semacho itu waktu nari asal gue usaha keras. 

Nah akhirnya gue sama mbak Atit bisa lumayan akrab karena selain belajar nari, mbak Atit pun suka bantuin ngelatih dan waktu itu gue sempet dilatih beberapa tarian sama mbak Atit. Cerita tentang mbak Atit melebar ke urusan lain. Doi sering dijemput pacarnya dan nungguin mbak Atit sampe kelar. Akhirnya gue pun jadi kenal sama pacarnya (yang sekarang gue lupa namanya itu). Satu keheranan gue dulu. Menurut gue mbak Atit itu manis, nah kenapa pacarnya biasa aja ya? Gue kayak rada ga terima gitu pacarnya mbak Atit begitu (LAH SIAPA GUE YAK. HAHAHAHAHA. YA KAN OPINI SIIIH, BEBAS). Jadi gue suka sensi sama si pacar. Suka gangguin mereka pacaran makan, ikutan duduk bareng sama mereka, pokoknya SKSD gitu. 

Ngomong-ngomong soal mbak Atit (yang kalo nari bikin merinding itu), inget kan turnamen tari Bali yang diadain ITB tiap 2 taun sekali kayak yang gue ceritain waktu itu? Nah pada saat gue masuk 10 besar kategori umur <17, mbak Atit juara 2 untuk kategori >17. WHAT THE FUCKING HELL?! *astaghfirullah* Gue ngira mbak Atit tuh bakal juara 1!!!! *team mbak Atit garis keras banget di bold sama underline*. Doi kalah gara-gara doi nariin tarian yang LAMANYA SAMPE 11 MENIT (tarian itu rata-rata 5-6 menit ya btw), susahnya banget, badan harus bisa gemeter tapi gemeternya gemeter kayak nunjukkin kemarahan (bukan gemeter kurang makan!), sedangkan lawannya yang juara satu nariin tarian durasi 3-4 menit tapi tari Kebyar Duduk :| Gue skeptis aja deh kalo udah gara-gara Kebyar Duduk. Monggo di cek di youtube tarian itu kayak apa. Emang indah banget sih, dan muternya susah... Tapi............ mbak Atit itu lebih keren! *masih ga terima padahal mbak Atit udah hepi aja*

Semenjak gue sibuk UAN dan cari universitas gue udah ga ke sanggar lagi. Dan gue udah lama ga ketemu mbak Atit. Tapi waktu itu di taun 2013 gue sempet main ke Bulungan dan ikutan nari lagi dong tentunyaaaah, dan ketemu mbak Atit lagi ngajar nari. Dia berjilbab, tapi tetep ga ninggalin hobinya :"). Meskipun ga manggung lagi, doi tetep ngelatih. Dan btw, dia jadi nikah sama pacarnya ituh. Dan lagi, pada saat gue kesana gue ngeliat anak kecil usia 8 taunan lagi nari, cakep banget narinya. Gataunya itu anaknya mbak Atit :"""). Sumpah seneng banget liatnya *elus-elus perut* *bukan hamil* *laper aja*. Dan anaknya mbak Atit nurunin wajah bapaknya tenanan....

Itu dia cerita tentang seseorang yang berasal dari kenangan masa kecil gue. Daaaaah~

Sabtu, 15 Februari 2014

Day #16 : Someone That's not in Your State / Country

Hahahahahahaha. I love this challenge!

Biarpun banyakan jatuhnya jadi ngumbar rahasia, gue sangat enjoy dengan tantangan-tantangan hari tertentu, salah satunya hari ini.

Gue punya banyak temen yang sekarang lagi diluar Indonesia. Tapi tentu yang akan gue pilih untuk gue ceritakan adalah dia yang paling deket sama gue.

Jelas, dia itu temen deket gue. Gue cuma punya satu temen deket yang tampilannya kayak gini dan kayanya ga akan punya lagi. But I do love him soooo much (as friend yaaa, bukan lebih). Namanya Philip Limantara, gue lupa nama china nya apa, ya yang jelas dia chinesse tulen ya. Itulah kenapa gue bilang gue cuma punya satu temen yang tampilan luarnya kayak dia, karena gue ga pernah punya temen deket yang chinesse selain dia.

Gue kenal dia dari tempat les waktu kami sama-sama les di Goethe Institut Surabaya. Nah, dia itu sebenernya udah dari SMP pindah ke Singapura. Jadi dia tadinya waktu SD sampe SMP kelas berapa gitu di Surabaya (Indo), tapi karena dia buandel banget, dia sempet mau di skors kalo ga salah, nah akhirnya orangtuanya memutuskan mindahin dia sekalian ke Spore karena bokapnya kerja disana (tapi tetep WNI). Gue sempet ga percaya kalo dia itu di skors karena bandel, karena dari pertama gue kenal, dia tuh anteng banget anaknya. AWALNYA YA, PERTAMA KALINYA YA, ABIS GITU SIH ENGGA LAGIII.

Dia itu kelahiran 1992 tapi mukanya 1988 (Philip ga akan baca blog gue, jadi biarin aja), di tempat les, dia itu mirip kakak gue malahan dan sekelas (yang gatau taun kelahiran philip) ngira dia lebih tua dari gue *muahahahaha tawa setan*. Nah, aturan kan dia uda kuliah, tapi karena dia ikut WAMIL Spore (atas suruhan bokapnya, tentu saja, padahal aslinya dia mau kabur aja gamau ikut wamil-wamilan) selama 2 taun, alhasil dia ketunda kuliah dan baru mulai kuliah umur 20. Gue kira kan dia milih les disini gegara "Iya, kangen indo" ato "Iya, kuliah di indo soalnya", gataunya dia milih les di Surabaya, ga di Spore lantaran BIAYANYA LEBIH MURAHHHHH. Dan dia udah terdfatar di SMU (Singapore Management University kalo ga salah kepanjangan. maap maap kalo salah) yang mana dua taun di spore, dua taun di swiss. Lucunyaaaaaaaaaaaaaa, pas dia tau swiss tu bahasanya campur sari sebagian perancis, sebagian jerman dan sebagian lagi bahasa swiss asli, dia malah ngomel sendiri "TERUS AKU NGAPAIN LES BAHASA JERMAN DONG???!" gue jawab "YA GATAU LIP KOK NANYA AKU!".

Ngomong-ngomong soal Wamil spore, dulu gue penasaran banget sama lelaki-lelaki spore yang KATANYA Margareta Astaman di bukunya yang berjudul After Orchard itu "gak laki banget meskipun udah Wamil". Akhirnya gue nanya ke Philip yang notabene pernah ditawarin ikut olimpiade (dia kuat banget lari), yang rajin fitness, yang jago hampir semua olahraga, dan gue nanya karena dia saat itu WNI tapi ikutan Wamil Spore. 

Rara   : Lip, kalo Indonesia sama Singapur tiba-tiba perang (naujubila jangan sampe), kamu belain siapa?
Dan dia malah jawab sambil menggebu-gebu, menunjukkan keantusiasan dia terhadap pertanyaan gue..
Philip  : Ya aku lari ke negara lain lah!! Ke Swiss kek, ke mana deh terserah yang negaranya ga perang. Ngapain aku perang!

Gue hening.....................................

Philip itu baik banget sama gue, dia yang sabar (sambil seringkali marah-marahin gue sih) ngajarin gue secara dia anak paling pinter di kelas gue dan satu-satunya yang dapet predikat outstanding waktu kenaikan tingkat dan gue lama banget nangkepnya. Dia yang 'ngemong' gue semasa les sampe waktu pacar gue pada waktu itu sakit, dia bilang gini "Yaudah, salam buat pacarmu, kasitau aja gausa khawatir aku bakalan jagain si anak kecil ini.". Dan gue inget banget gue pernah bilang jujur ke dia, "Lip, aku ga pernah deh punya temen china, dulu malah aku takut banget soalnya waktu SD aku pernah ditaksir orang china trs aku nangis ngadu ke ortu ku" Dan dia bilang "KALO GITU JANGAN SAMPE AKU NANGISIN KAMU DONG YA KALO GAMAU JADI CHINA KEDUA YANG BIKIN KAMU TAKUT. HAHAHAHAHAH". 

Duh gue kangen sama anak ini... Sekarang dia udah di Singapur, udah pindah kewarganegaraan. Terakhir kali dia ngontak gue itu waktu taun baruan kemaren dia kasitau dia pulang ke Indo dan sms gue ga pake nama tapi bilang "Ini temen kamu yang paling ganteng :)". sayangnya gue ga ketemu dia lantaran beda kota waktu itu :(

Udah ah gitu aja. Daaaa

Jumat, 14 Februari 2014

Day #15 : the Person You Miss The Most

Kangen? Ngeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng~ *main mobil-mobilan*

Banyak yang gue kangenin, ga cuma seorang dua orang, gimana dooong :"(
Boleh ga sih gue nulis lebih dari seorang? Ga boleh ya? Judulnya the person ya soalnya ya? Musti banget ya? Yaudadeh :(

The person I miss the most... for a moment, I think I miss........ We didn't see each other for long times and now, I think I miss this person.. Apa yang bisa gue ceritakan tentang dia? Kayaknya ga banyak.

 Dia tinggal di jawa barat, tapi tiap weekend dia pulang ke tangerang.

Dia itu................. Apa ya?
Pinter, disipilin, punya pendirian kuat, dewasa (walaupun kadang gue ngerasa dia bisa sangat kekanak-kanakan, but I think that's human being, right?), dan sayang banget sama keluarga (itu yang gue tangkep). Suatu hari dia pernah bilang "Hidup ga melulu tentang diri sendiri, ada keluarga yang harus dipikirin".

Oke, itu dia dari pandangan gue terhadap pribadinya dia.

Sekarang bagaimana dia ke gue. Menurut gue baik banget. Dia yang nemenin gue selama beberapa waktu terakhir ini. Dia yang dengerin keluh kesah, dengerin kerusuhan gue, dengerin semua yang gue pengen cerita. Dan dia dengan sabar dengerin. Ga cuma itu, dia hampir selalu punya waktu buat gue. Itu yang sangat gue apresiasi. Disaat sibuk-sibuknya dia, capeknya dia, dan..... disaat dia mau kumpul sama temen-temennya, dia masih menyempatkan diri buat gue. Sekalipun gue bukan siapa-siapa. Kalo dibilang itu yang namanya PDKT, menurut gue sih ga juga. Banyak kok yang dari PDKT udah tarik ulur, pergi biar dicariin, dateng karena kangen, terus pergi lagi, dan lain-lain. Tapi dia engga. He is busy but still have times for me, terlebih gue cenderung galak dan jutek, dia tetep ada. Lagipula, emang ini PDKT?

Lanjut. Dia jauh dari gue, tapi gue ngerasa dia disini, right beside me. Menurut gue dia itu tipe orang yang menangan, jadi apapun pendapat dia itu yang bener, dan kalo gue nolak, gue pasti kalah. Tapi, ketika gue ga bisa nurutin dan ngasih alesannya kenapa gue ga bisa nurutin maunya, dia berubah total jadi kebalikannya dan ninggalin ego nya. 

Dia jauh emang, bahkan mungkin sebentar lagi bisa makin jauh. But distance's just a number. Itu mungkin alesannya kenapa gue akhirnya memilih untuk menceritakan dia dan jadiin dia orang yang paling gue rindukan sekarang ini.

Karena dia ada tanpa gue harus menunggu...

Kamis, 13 Februari 2014

Day #14 : Someone You've Drifted Away From



Someone I've drifted away......

*brb buka inbox pesan sama line*
*milih*
*nemu*

Ada beberapa orang di list gue untuk menyelesaikan tantangan gue hari ini. Dan setelah gue menelaah dalam-dalam (((menelaah))), gue mau nulis satu nama yang mana gue dan dia banyak banget pengalaman bareng-barengnya. Susah, seneng, biasa aja, ketawa, nangis, pernah gue lakukan sama anak ini. Here we go.

Dia
Nama: Zhahrina Ratih Zumarah
NRP: 3308100062

Saya
Nama: Rara Ainun Fatima
NRP: 3308100064

Ini dia penampakannya:
Ratih, sukanya warna pink dan
 kartun mikimos
Foto ini gue ambil dari facebooknya Qaedi Rasis (Didir) di album TL-106 (aku minta ya Dir, numpang tak oret-oret jugak, makasii). 

Gue kenal sama anak ini dari jaman belom kuliah. Pertama kali kenalan itu waktu TPA (tes potensi akademik) yang dilaksanakan di jurusan Teknik Lingkungan ITS. Jadi waktu itu dia yang pemalu (TADINYAAAA) ngajak gue kenalan terus ngintilin gue. Bayangin, gue di-intilin dia. Hih.... Terus kami berdua ke tempat UKM ekspo dan dia milih paduan suara (karena mungkin suaranya nyaring, tapi abis daftar ga pernah ikut latian. Wooo Ratih wooo). Gatau nya ya, anaknya cerewet banget! Kasian banget kan akuk yang pendiem jadi terintimidasi sama dia :"<

Setelah beberapa waktu berlalu, ternyata NRP gue sama dia itu atas bawah. Jadi, sistem pengelompokkan kelas kami pada awalnya itu berdasarkan NRP ganjil - genap, alhasil nama gue selalu ada dibawah dia. Hal ini membawa gue ke nasib naas baik, kenapa? Karena mulai dari semester 1 ketemu kimia lingkungan 1 dan harus nge-lab, gue selaluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu sama anak ini. Ya gimana engga, wong NRP nya atas bawah. Ini berlanjut terus ke aktivitas lab lainnya, kecuali waktu nge-lab TAPL (Teknik Analisis Pencemaran Lingkungan) karena gue mengalami kendala waktu itu. Padahal aturan gue aslab nya mas Jooooooooooooooooooooooooooo!!!! Masjooooooooooooo!!! Aaaaaaaaaaaaaaaaaa, mas ketua departemen PSDM, orang yang waktu itu gue takutin banget dan tiap kali ketemu mending gue nunduk ato memalingkan muka karena gue selalu ngerasa "mas ini kayaknya ga seneng ama aku, mending aku kabur" gataunya dia pacar sahabat gue sendiriiiiiiiiiiii, dan dia penyuka blog gueeeeeeeeeeeeeee aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, banggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Udah. Fokus kembali ke Ratih. Selama di lab, gue sama Ratih mengalami fluktuasi emosi yang tidak stabil. Kadang ketawa, kadang bergunjing bareng, kadang "bodo amat ya Tih, yang penting kita berdua uda kelar.." Biasanya sih yang jadi bahan gunjingan, (((GUNJINGAN))) itu ya temen sendiri yang rajinnya keliwatan tapi dimintain tolong susahnya Masya Allah. Nahlo siapa hayo. Kejadian lucu di lab yang pernah gue alamin sama dia itu............. BANYAK. HAHAHAHAHAHA. Salah satunya itu aktivitas titrasi. Kampret bangettttt :")))))

Jadi gini, gue sama dia (duo sejoli) jadi tim kecil dan harus nitrasi larutan. Pas lagi proses titrasi, gue sama dia sampe capeeeek megangin gelas kimia, muterin pelan, gaaak berubah warna juga. Lupa waktu itu titrasi apa, pokoknya larutannya ungu, terus aturan jadi bening abis di titrasi. Setelah yang lain pada bening dan punya kami belom bening-bening juga (dan jidat mulai keringet dingin), akhirnya kami manggil aslab kami, bernama mbak Tri. Hastagaaaaa mbak Tri apa karebaaaaa cyiiiin??? Lalu mbak Tri nanya "Udah dikasih katalis belom dek?" Kami berdua bukannya panik ato apa, malah ketawa cengengesan "HOIYA BELOM MBAK. HAHAHAHAHA LUPA MBAK. HAHAHAHAHA". Ngulang deh...... Itu salah satunya, salah banyaknya banyaaak. Ada yang mecahin peralatan, ADA YANG LAGI PERCOBAAN YANG MESTI NGE-SHAKE EH MALAH TUTUP BOTOLNYA MASUK KEDALEM BOTOL. Yanamanyajugamahasiswayakan.

Di Lab mikrobiologi, gue sama dia suka nyari-nyari sampel bareng. Doi jemput gue kekosan naik mobil dan abis itu kami ke............................................................................................................ sawah. Yailah sawah! Lo ngarep apa? Nyari sampel di emol? tebar-tebar kuisioner ke cewe-cewe kece? Kagaaaak, gue sama dia ngambil tanah di sawah belakang asrama. huft!

Ga cuma di lab ke-naasan-beruntungan gue ini berlangsung. Sampailah pada saatnya kami ketemu Tugas Besar, alias tugas yang sks nya banyak, harus ngedesign, dan asistensi yang jamnya ga nentu dan dosennya untung-untungan dapet yang mana. Oh time flies :"). Dari tugas besar yang ga ada apa-apanya kayak gambar teknik, terus Drainase yang dosen kelas dan dosen asistensinya adalah dosen wali kami sendiri yang mana tiap kali di asistensiin muesti dibilang "bandel" dan dimana mahasiswa anak dosen asistensi lain udah pada libur dan kami belom (sumpah ya drainase itu susah banget. Jadi jelas aja kalo ngerencanain drainase itu emang harus bener-bener orang yang kompeten biar jadi, kalo ga, liat aja Jakarta. Sama aja kayak tugas besar, kalo dapet dosen asisten yang seprofesional ini mah gausa ngarep bisa kelar tugas dengan cepet), daaaaan sampe tugas besar yang mbikin elus dada sampe mati rasa kayak PBPAM, gue bareng mulu sama dia. Ada satu tugas besar yang ga bareng, dan gue lupa tugas apaan :|. Kejadian menarik gue sama dia saat Tugas Besar????? LEBIH BANYAK LAGIIII. Yang paling menohok itu ya gue sama dia dan rekan-rekan se dosen asisten setres ngerjain tugas sampe tengah malem dikampus, akhirnya....................................................................................... bikin video klip pake lagu india. Bukan, bukan disitu klimaksnya, bikin vidclip nya sih wes biyasa, tapi yang ga biasa itu adrenalinnya. Kenapa? Jadi waktu malem itu kami udah suntuk setengah abad ngadep laptop, megang mouse, ngeklak ngeklik gambar di autoCAD, ngitung, mbuka buku tebel demi cari rumus sama sumbernya, nepokin nyamuk, garuk-garuk kaki. Akhirnya kami memutuskan bahwa kami jenuh. Kami buntu. Kami lelah dipermainkan seperti ini. Kami mau demo! Engga ding. Kami memutuskan bahwa kami ga akan asistensi besokannya lantaran kami belom siap!!! Ya bayangin udah jam berapa tapi belom dapet pencerahan. Cerah aja belom gimana mau nge-design kan? Lagipula dosen asisten kami belom ada kabar mau apa ga asistensi. Yaudin. Fix, tutup autocad, word, buku.

Buka mp3 player, buka webcam, rapihin baju, ngelempengin muka yang mirip kembalian angkot, ngerapihin rambut yang uda kayak keset welcome, puter lagu india, syuting. Oiya, serius, ini tadi dicari-cari video nya kok ga ketemu ya di laptop aku T____T. Abis gini aku cari lagi deh satu-satu didalem folder :"""""(

Terus abis seger gara-gara tawak, eh tiba2 dapet kabar kalau besok pagi, jam 7, iya, jam 7, harus asistensi. Pas itu langsung deh, gue rasanya kayak mending nikah aja sama orang kaya kalo kaya gini ceritanya. Tapi gajadi nikah, soalnya gue jadi asistensi. *terharu*. Akhirnya besokannya kami (eh ga ding, gue doang sama beberapa temen gue) ga mandi pas asistensi. GA SEMPET LAH GILAK!. 

Itulah kenapa gue suka takjub lewat cewe cantik yang sempet besolek pas mau kuliah, pulangnya tetep wangi, masih bisa selpi dan pede masukin ke instgram. Gue mah ngaca aja takut shock :|

Sekarang si Ratih udah berhasil menemukan jalannya ke Jerman, dia kuliah di Duisburg jurusan management air bersih dan air limbah. Gue? Belom. Belom ya, bukan berarti ga akan. Emang sih kesannya kayak mimpi tuh ga akan kepegang, tapi seenggaknya gue ga berhenti berharap dan berusaha daftar. Doain aku ya Tih biar bisa segera mungkin kesana, tar kita main-main lagi. Kangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeen :"""(

3308100062 - 3308100064 <3 :")

Pensil dari Ratih buat aku waktu semester 4 kalo ga salah, masih disimpen dan dipake kadang-kadang sampe sekarang!!!!!
OIYAAA, Rara dan Ratih lulus S1 di semester yang sama dan IPK yang sama se koma-komanya...... Yihaaaaaa. Contek-contekan 4 taun kita lancar berarti

Rabu, 12 Februari 2014

Day #13 : Someone You Wish Could Forgive You

Day 13. Serius nih hari ke 13? Angka sial dong? Kok gue ngerasa beruntung hari ini? Gue ngerasa beruntung karena gue dapet kesempatan untuk pengakuan dosa ke seseorang. Di blog lagi nulisnya...









Well...




Frankly it is hard for me to start today's challenge. I have to think, and think, and then think again until I am over-thinking just to arrange my best sentence... Woof~~




Oke....

*sigh*















The person that I really wish could forgive me is.....................................................




























you.


















No, don't look around


















It is actually you, the reader. 





























I hope you can forgive me because I couldn't write any sentences today.

Pardon me :'<

Selasa, 11 Februari 2014

Day #12 : The Person You Hate the Most

Hari dengan tantangan paling berat itu adalah hari ini. Gue harus menulis tentang satu orang yang paling gue benci. Emang ada ya orang yang gue benci banget? Sebenernya sih ada yang gue sebelin banget, tapi gue masih mau ngomong sama orangnya kok. 

Kalo dibilang nyakitin gue, enggak. Gue sama sekali ga tersakiti, gue cuma ga suka banget sama kepribadian dia. Emang sih kedengerannya jahat, gue ga suka sama kepribadiannya. Ya selama gue ga tau menau sama urusannya dia, gue ga masalah. Gue anaknya terbilang cuek, banyak yang bilang gitu. Makanya gue baik-baik aja asalkan gue ga tau menau tentang buruknya orang itu. Nah, orang ini, malah cerita blak-blakan ke gue soal buruknya dia. Gue ilfeel sejadinya gara-gara itu. Gue jijik sendiri. Gue ga suka banget-banget pokoknya. Dan gue ga suka nya lagi, orang ini kayak ga punya privasi aja. Hampir semuanya orang awam bisa tau problematikanya dia. 

Ga banyak yang bisa gue ceritain disini, karena biar gimanapun aib ya jangan dijadiin bahan pembicaraan di socmed. Mangkanya gue jarang nulis tentang negatifnya orang-orang yang gue tulis di #30DaysOfWritingChallenge ini. Dibilang gatel pengen cerita, ya iya. Gatel banget pengen ngasitau supaya yang baca paham kenapa gue segitu amatnya sama orang kayak gini. Nah sebelum makin gatel, mending gue udahin aja deh cerita alesan kenapa gue sebel sama orang ini.

Gue kenal orang ini juga baru, dan untungnya cuma sebentar. Sebisa mungkin ga ketemu-ketemu lagi deh sama dia atau orang-orang yang tipe gini. Udah. Cukup sekali. Kasian gue nya kalo harus pura-pura baik ke orang yang begini. Kasian juga dianya kalo akhirnya nanti gue malah banyakan ngomong yang nyakitin ke dia.

Senin, 10 Februari 2014

Day #11 : a Deceased Person You Wish You Could Talk To

Gue bingung. Tantangan yang dikasih ke gue ini kenapa ga berlevel sama sekali sih? Gue pikir dari hari kehari tantangannya bakalan makin susah, lebih ngebongkar rahasia. Tapi ini ga, fluktuatif banget. Yaudah, gue jalanin aja.

Hari ini tantangannya gue harus menceritakan sesorang yang udah meninggal, yang pengen banget gue ajak ngomong. Horor ya. Agak. Semoga aja abis nulis ginian ga ada yang aneh-aneh.

Sebenernya, gue tau siapa yang bakal gue tulis disini, tapi ada tapinya. Jujur aja gue kangen banget sama dia. Dia meninggalkan gue ketika gue SMA, tepatnya januari 2007 silam. Dan sejak itu, tiap januari 2007 gue selalu keinget gimana kabar itu datang, jam berapa, apa rencana gue hari itu, dan semua berubah ketika berita duka itu sampai ke telinga gue. Dan gue masih selalu nangis ingetnya. Tapiiiii, kalopun gue ketemu gue gatau mau ngomong apa. Paling juga maunya meluk.

Beliau adalah inyik gue. Inyik berarti kakek dalam bahasa minang. Kepergian inyik adalah kepergian seseorang yang sangat menyakitkan buat gue. Ngebekas banget sampe sekarang karena itu pertama kalinya gue ngerasain ditinggal pergi selama-lamanya orang yang gue sayang. Hari itu lagi libur sekolah, dan gue sama ortu berencana ke dufan. Gue sangat bersemangat di hari sebelumnya. Lalu sekitar jam 03.30 pagi, pintu kamar gue diketok dan gue dibangunin dari tidur gue. Gue kira "hah? Kan libur, kok tetep dibangunin?" Dan saat gue buka pintu, nyokap gue ngasihtau "Rara, Inyik udah meninggal". 

Gue bengong. Gue ngantuk. Gue sama sekali ga sedih menit itu. Gue diem ga ngerespon apa-apa. Sampe mama nanya "Rara mau ikutan ke Wonosobo apa engga? Mama sama papa mau berangkat". Gue ngegeleng. Terus nutup pintu kamar, lalu gue duduk dikasur, mikir.

Inyik meninggal.

Sebentar-sebentar..

Meninggal. Artinya gue ga akan ketemu lagi sama Inyik? Ga akan? 

Baru setelah beberapa menit gue tersadar penuh, terus gue keluar kamar menuju kamar orangtua gue dan bilang "Rara ikut."

Dan gue masuk kamar, terus nangis sejadi-jadinya. Gue bawa beberapa baju (sambil nangis) dan siap-siap.

Kebetulan adeknya papa kerja di penerbangan (pilot) jadi beliau yang ngurusin soal tiket dadakan dalam jumlah besar ini. Para orangtua (anak kandung Inyik) berangkat duluan karena ga ada tiket yang bisa dibeli dalam jumlah sebanyak itu untuk satu penerbangan yang sama, jadi para cucu berangkat belakangan. Gue pergi sama kakak gue yang ketiga. Saat itu kakak gue yang kedua lagi sekolah di Jerman, dan dia cuma bisa nangis-nangis lewat telpon.

Kami (para cucu) pergi dengan pesawat tujuan solo (kalo ga salah inget) dan lanjut ke Wonosobo pake travel. Sepanjang jalan gue ga banyak ngomong karena sepertinya gue cuma nangis, liat keluar jendela, dan muter instrumen guitar X-Japan yang Endless Rain. Musik itu penuh kenangan menyedihkan buat gue. Gatau kenapa, tiap gue sedih, gue pasti nyetel lagu itu. Baik yang pake lirik, atau yang versi instrumen aja. 

Berkali-kali papa nelpon nanya kami udah dimana, karena mereka sengaja belum memakamkan Inyik untuk ngasih kesempatan kami ngeliat Inyik untuk yang terakhir kali. (Fix, gue mulai nangis sekarang).

Sampe disana, gue rasanya kayak dicekek, udah ga bisa ngomong apa-apa. Gue ngeliat Inyik tidur diruang tamu rumah Inyik, kulitnya dingin, udah dibalut dengan kain kafan. Gue mencium kening Inyik dan berusaha sebisa mungkin jangan sampai airmata gue kena dikulit Inyik karena Inyik udah suci dimandikan. 

Gue ga percaya Inyik udah pergi. Kemudian gue kembali nangis sesenggukan, duduk didepan pintu ruang tamu, dimana oranglain sibuk semua. Ga ada yang merhatiin gue nangis disitu. Kebetulan mereka keluar masuk ga lewat pintu itu. Sampe salah satu oom gue liat, dan datengin gue nyuruh gue minum teh panas. Gue lemessssssssss sejadinya. Dan nangis ga berenti sampe Inyik udah terbaring dibawah tanah disamping isteri tercintanya.

Setelah Inyik meninggal, beberapa kali gue berharap untuk memimpikan Inyik. Terutama waktu gue lagi kangen-kangennya sama beliau dan alhamdulilah sampai hari ini, gue udah sekitar 5 kali memimpikan beliau. Seseorang pernah ngasihtau gue, kalau kita memimpikan seseorang yang udah meninggal, dan dalam mimpi kita dia ga ngomong apa-apa, itu artinya itu memang dia yang lagi mengunjungi mimpi kita. Kalau dia bicara sesuatu atau memberitau sesuatu, mimpi itu datang bukan dari Allah dan kita ga boleh dengerin kata-kata orang tersebut. Dan semua mimpi gue, beliau ga ngomong. Satu diantaranya dimimpi itu gue masih TK dan Inyik ngegendong gue, tanpa bicara. Dan satu lainnya, gue mimpi Inyik berdiri pake batik persis batik punya papa, sambil senyum kearah gue. Dua mimpi itu yang paling berkesan. Bahkan ketika dalam mimpi itu gue bilang "Inyik, Rara kangen", beliau cuma senyum...

Al-Fathihah sent.

Sekarang kalau ditanya apa yang pengen gue ucapkan seandainya gue ketemu sama Inyik, gue pun ga tau mau ngomong apa, gue pasti cuma bisa bilang "Kangen banget Nyik...." 

Inyik orang yang baik banget, dan gue percaya Inyik ada ditempat terbaik sekarang..

Ich vermisse dich so sehr, Inyik. Wart auf mich...

 Iseng googling nemu ini


Datuk Bagindo Kali, Ruzbar Rahmat

Minggu, 09 Februari 2014

Day #10 : Someone You Don't Talk as Much as You'd Like To

Hari ini tantangannya gampang, hampir ga perlu mikir lagi mau nulis siapanya, tapi rada miris juga sebenernya. 

Ada satu nama yang langsung terlintas ketika gue baca judul tantangan hari ini. Dia adalah orang yang seharusnya paling deket sama gue dan bisa gue andalkan di kondisi-kondisi tertentu (tentang pasangan misalnya). Tapi karena suatu hal, gue ga bisa melakukannya karena gue bener-bener ga deket sama orang ini. 

Dia kakak gue sendiri, kakak laki-laki gue satu-satunya. Kalo yang udah baca post gue sebelumnya dihari ke-4 tentang sibling, pasti udah ngerti bahwa waktu kecil kami cukup normal kayak adek-kakak lainnya, yang berantem dan isengi-isengan. Semua asik-asik aja sampe suatu saat, gue lupa tepatnya kapan, kami mulai berjarak. Kira-kira semua mulai ga enak antara taun-taun 2002. 

Awalnya sih gue biasa aja karena toh gue ga punya keperluan yang penting-penting amat sama dia, tapi makin gue gede, gue makin ngerasa kehilangan sosok abang yang sebenernya gue nih punya, tapi kayak ga punya. Ya sebenernya meskipun gue jarang banget ngomong sama dia, gue tau dia tetep peduli sama gue. Ada beberapa kasus waktu SMP gue dikerjain senior gue, dia diem-diem ikut kesel dan nanyain soal senior gue itu ke nyokap (pas gue ga tau pastinya). Ga cuma itu, tiap ada cowo yang deketin gue (tapi gue gatau) dia pun langsung diem-diem 'ngatur' secara ga langsung lewat temennya yang juga temen gue. Dan ini masih berlangsung sampe sekarang.

Seringkali gue ngeliat temen gue yang punya kakak laki-laki dan akrab gitu gue jadi iri. Gue pengen gitu ngerasain bisa ceritaan soal pasangan, gimana gue harus bersikap. Kan dia cowok, pasti masukan dari cowok lebih baik daripada gue dengerin kata-kata cewek yang cenderung pake perasaan melulu. Sayangnya gue ga pernah melakukan itu. Mungkin sebenernya kalo gue mau mulai, gue bisa-bisa aja. Tapi udah terlanjur kaku, udah terlanjur awkward sejak lama, jadi mau mulai dari awal lagi susah. Dan gue ga tau apa yang ada dipikirannya juga, apa dia mau apa ga dengerin gue kan. Jadi yaudah, gue pasrah aja.

Sebenernya banyak sih hal ga terduga yang dia lakukan diem-diem tentang gue yang bikin gue ngerasa "oh, gue diperhatiin", tapi gue ga mau menceritakannya disini karena bikin gue pada saat itu nangis. Nangis karena gue terharu, dan nangis karena gue sadar ternyata yang dia bilang itu adalah kebenaran yang gue rasain, tapi ga pernah gue omongin ke orang lain dan dia mewakilkannya.

Seandainya gue bisa ngomong lebih banyak ke dia, gue akan cerita pengalaman-pengalaman pait yang lagi gue alamin belakangan ini, gue pengen ngerasain diperhatiin seorang abang, gue pengen ngerasain perhatian yang langsung, bukan kayak selama ini, semuanya ga secara langsung.

Itu aja sih tentang orang yang ga banyak gue ajak ngomong sebanyak gue pengen ngomong ke dia....

Sabtu, 08 Februari 2014

Day #9 : Someone You Wish You Could Meet

Hari ini gue ditantang nulis tentang orang yang pengen banget gue ketemuin. Susah sih buat gue untuk nentuin siapa yang bener-bener pengen gue temuin. Yang pasti, untuk bisa ketemu sama orang ini ga akan gampang. Banyak sih sebenernya, gue harus mikir lama sampe akhirnya nemu satu yang dari dulu udah gue impikan untuk ketemu.

Gue pilih orang ini. Beliau adalah seorang seniman luar biasa. Gue udah menggilai kehebatan beliau dan gue mengagung-agungkan beliau dan karya-karyanya. Beliau seseorang yang bernama Kwee Tjoen An. Lahir di Temanggung, Jawa Tengah. Beliau seseorang yang sangat-sangat multi talenta. Beliau bisa menari berbagai tarian, termasuk tarian yang aslinya tidak boleh ditarikan atau diketahui bagaimana-cara-menarikannya oleh kekerajaan China. 

Jelas gue mengidolakan beliau karena memang pada dasarnya gue pernah terjun di dunia tari, dan sama seperti beliau, gue menekuni tari daerah and Im proud of it! Bedanya, beliau mampu menarikan banayk jenis taridan dari berbagai daerah, gue memilih untuk profesional di tari Bali. Guys, bukan berarti gue menyalahkan orang yang menyukai tari modern, tapi, open your eyes, Indonesia ini mahakrya, masterpiece, seharusnya makin banyak orang-orang seperti beliau atau Sandrina (lulusan IMB) yang lebih tertarik dengan tarian daerah dan membawanya ke dunia internasional, bukan justru mewek-mewek tariannya diaku negara lain sedangkan kita sibuk dengan balet atau tari modern dance tapi melupakan untuk mempromosikan apa yang milik kita. 

Lanjut. Gue sangat merinding setiap kali gue ngeliat pertunjukkan beliau, entah itu di TV, atau di youtube. Gue inget beliau pernah di wawancara di Show Imah, beliau bukan orang yang hidup serba ada. Beliau mencintai dunia tari sejak beliau masih sekolah, akibat kecintaannya pada pertunjukkan sendratari. Dan karena keterbatasan biaya, beliau hanya belajar tari dari temennya aja. Seperti yang gue bilang tadi, beliau multi talenta, bukan hanya nari, beliau juga memiliki suara yang bagus. Kalau gue ga salah ingat, beliau menciptakan sebuah tarian pertama kali setelah belajar dari seorang master (gue ga inget namanya, mohon maaf) dimana tarian itu merupakan perpaduan tari Jawa dan Bali (kalau gue salah, dan pembaca tau yang lebih tepat, mohon masukannya). Satu cerita dari wawancara itu, saat kuliah beliau cuma punya satu celana, dan celana itu dia pake terus dan udah bolong-bolong. Akhirnya, selalu ditambal lagi dan ditambal lagi. Untuk kuliah pun beliau kekurangan dana, akhirnya beliau juga harus kerja yang ga jauh-jauh dari dunia tari, salah satunya ngajar tari di sekolah-sekolah. 

Karena ketekunannya didunia tari, sekarang rasanya ga ada satupun penari Indonesia yang ga tau nama beliau. Beliau udah ga keitung berapa kali ikut pementasan dunia, apalagi di Eropa, Wina tepatnya. Tapi meskipun begitu, sehebat apapun beliau sekarang, beliau tetap merakyat. Sesekali beliau tetap ikut dengan seniman-seniman jalanan Jogjakarta, nari dijalan, di malioboro tepatnya. Emang bener ya ternyata, Jogjakarta adalah kota yang paling berbahagia di Indonesia, mungkin di dunia. 

Sejak gue kenal tari, dan gue waktu kecil alhamdulillah suka nonton ketoprak humor dan segala apapun pementasan tarian yang ada di TV, dan kemudian gue melihat aksi beliau, gue pengen banget bisa ketemu beliau. Gue pengen banget bisa berguru sama sang master. Ga perlu deh sampe berguru secara intens, bisa dapet nasehat, masukan, atau daiajarin satu gerakan khusus sama beliau pasti gue seneng dan bangganya bukan main. Makanya sekarang kalo ke Jogja gue sering berharap gue dapet waktu yang pas ketika beliau lagi 'turun ke jalan'. Tapi sampe saat ini gue belom beruntung. Mungkin lain kali. 

Oiya, kalau pembaca ga kenal dengan nama Kwee Tjoen An, nama yang beliau pakai ketika di panggung hiburan adalah Didik Nini Thowok.

Hail master!

    
Dapet dari jogjanews.com